Tasikmalaya, Bellasalam 87,6 FM – Bisnis kuliner saat ini terus berkembang , mulai dari makanan lokal hingga ‘makanan impor’ . Salah satu nya adalah dimsum. Dulu, makanan ini hanya dijumpai di restoran-restoran China, tetapi kini dimsum mudah didapatkan di pusat perbelanjaan bahkan hingga pinggir jalan.
Peluang bisnis inilah yang kemudian dilirik Ella Hendratna Laelasari yang akrab dipanggil Ella. Ia mulai merintis usahanya sejak tahun 2015. “ Awalnya sih dulu saya berbisnis produk kosmetik dari tahun 2000 an “, ujarnya.
Ella bercerita, akibat pabrik produk kosmetik yang ia geluti tidak beroperasi lagi, membuat ia banting stir dari kosmetik menjadi toko kelontong. Bermula dari saran temannya yang menawarkan untuk jualan dimsum, akhirnya Ella mencoba merintis usaha dimsum meski baginya masih awam apa itu dimsum. “ Waktu itu saya masih ngambil dimsum ke temen saya. Nah berawal dari kena tipu teman, akhirnya saya kembangkan dengan memproduksi dimsum sendiri,” ujarnya kepada reporter Radio Bellasalam, Kamis (8/7/2021).
Setahun kemudian yakni tahun 2016 , Ia pun memutuskan memproduksi dimsum sendiri dengan menjual produk harga murah dan rasa yang enak. Siapa sangka, sejak memproduksi dimsum sendiri, usaha dimsum 68 milik Ella membuahkan hasil yang menakjubkan. Kini Ella berhasil menjadi supplier dimsum untuk kebutuhan seperti café dan resto serta resseler yang tersebar di Priangan Timur hingga wilayah Cilacap Jawa Tengah. Dalam kondisi normal, ia mampu memproduksi rata rata sebanyak 1800 pcs dimsum setiap harinya, dengan omzet mencapai Rp 80 juta per bulan.
Kini dimasa pandemic dan aturan PPKM Darurat , Dimsum 68 yang awalnya menyasar penjualan offline ,seperti reseller dan restoran memaksanya berkreasi mengubah strategi penjualannya. Menurutnya resto dan cafe tak bisa lagi diandalkan karena pengetatan pergerakan. “ Akhirnya setiap hari saya mengeluarkan content di medsos seperti facebook dan instagram, bahkan melayani free ongkir dengan jarak maksimal 10 kilo meter “, jelas Ella.
Ella mengakui , meski terjadi penurunan penjualan namun usahanya masih tetap berjalan. Hal itu terbantu dengan adanya resseler yang telah menjadi mitranya selama ini serta fokus pada. strategi online. “ Alhamdulillah banyak pelanggan baru “, jelasnya.
Baginya kesulitan akibat pandemic tidak menjadi hambatan dan keluhan. Ella lebih berprinsip fokus pada solusi bukan pada masalah. Kedepan, ia bermimpi dimsum 68 akan menjadi satu-satunya produsen dimsum di Tasikmalaya “ Saya juga ingin nambah reseller diluar kota juga “, harapnya.(DK)