Home / HIGHLIGHT / Perspektif Hari Kartini Dengan Ketidakadilan Yang Diterima Kaum Perempuan Saat Ini

Perspektif Hari Kartini Dengan Ketidakadilan Yang Diterima Kaum Perempuan Saat Ini

BELLASALAMFM.COM Pada Hari Senin, 22 April 2024, Radio Bellasalam Tasikmalaya dalam program Gentra Pasundan kembali menggelar spesial talkshow dalam rangka Hari Kartini bersama narasumber dari Direktur Taman Jingga dan Pemerhati Anak Perempuan yakni Ipa Zumrotul Falihah ditemani host Gentra Pasundan yakni Kang Wawa (Wargika Iwan).

Pada kesempatan tersebut Ipa Zumrotul Falihah berbagi inspirasi dan pengetahuannya terkait Peringatan Hari Kartini.

Kehadiran Kartini 100 Tahun yang lalu telah membuka pintu dan gagasan-gagasannya bagi para perempuan Indonesia, kita perempuan di tahun 2024 dan masa yang akan datang tinggal melanjutkan dan mengimplementasikan gagasan Kartini.

Biasanya Hari Kartini diperingati dengan cara berlomba berkebaya, memasak, atau hal hal yang feminitas. Itu semua baik, tapi ada hal yang seharusnya bisa dilakukan lebih baik lagi dalam menghargai jasa kartini tidak hanya dalam segi pakaian saja. Tapi kita juga mengimplementasikan gagasan Kartini.

Saat ini banyak perempuan yang memiliki ide-ide cemerlang, hal tersebut adanya andil dari Kartini yang memperjuangkan hak-hak perempuan pada masa itu ditengah kondisi kolonialisme, patriarki, di mana perempuan selalu dibedakan, dan harus dibawah laki-laki, seperti tidak berhak untuk mengenyam pendidikan. Padahal semua memiliki hak yang sama termasuk perempuan.

Meskipun di zaman itu teknologi informasi dan komunikasi sudah jadul, tetapi Kartini sudah memiliki ide brilian untuk membuat perempuan itu maju, perempuan bisa memberikan manfaat tidak hanya nurut kepada laki-laki. Modal yang paling utama untuk bisa memberikan manfaat kepada orang lain dengan membaca. Maka dari itu ia merasa resah, mengajak para perempuan dengan cara bersurat kepada sahabat-sahabatnya di Belanda, dan sahabatnya inilah yang merangkum gagasan Kartini karena bahasanya ini bernilai kesastraan dan brilian. Atas kegigihan sahabat Kartini yang merangkum tersebut dan kemudian dibukukan serta diterjemahkan oleh Sastrawan Indonesia, maka diterbitkan buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang fenomenal hingga saat ini. Mulailah dari sana gagasan-gagasan ini bermanfaat bagi perempuan hingga masa kini. Banyak perempuan yang mulai tergugah dan melek terhadap pendidikan dan kemajuan bangsa Indonesia. 

Meskipun dari dulu hingga sekarang setiap orang didoktrin terkait Kartini yang merupakan pahlawan Indonesia hingga dibuatkan sebuah lagu, masih ada yang menganggap Kartini sebagai pencetus emansipasi wanita, tapi masih banyak yang belum bisa mengimpelementasikan dengan baik gagasan-gagasan itu. Maka dari itu, kita harus mulai belajar dari diri sendiri. Mulai mengambil peran-peran seperti yang populer tenaga pendidik, dokter, guru. Tapi ada juga profesi yang tidak populer tapi bisa membuat perempuan menjadi Kartini dirinya sendiri, bisa seperti pelaku UMKM, pecinta lingkungan. Maka, sangat salah menganggap bahwa membuat perempuan itu tidak boleh berpendidikan tinggi. Justru zaman sekarang perempuan sebagai Ibu juga harus cerdas dan bisa mendidik anak-anak. Karena sekarang anak-anak itu lebih canggih dan perlu diawasi.

Permasalahan yang dihadapi perempuan biasanya itu-itu aja, sebab hal ini terjadi karena perempuan masih dianggap sebagai nomor dua, dibawah laki-laki. Masih banyak yang menganggap perempuan itu hanya harus diam di rumah, mengurus anak suami dan rumah tangga. Maka dari itu sebetulnya perempuan bisa menyiasati untuk tetap eksis dalam beberapa profesi. Sebab dalam agama tidak menyebutkan haram untuk melakukan profesi atau pekerjaan yang tidak umum, akan tetapi membatasi kodrat seperti hamil, menyusui, melahirkan, menstruasi, dan nifas.

Penting masyarakat itu memahami dan mengimplementasikan gagasan gagasan Kartini, tidak hanya peringatan semata. Tapi semakin zaman berkembang, kompetensi kita pun harus semakin berkembang termasuk perempuan. Sekarang sudah tidak tabu lagi perempuan untuk terlibat dalam berbagai profesi, industri. Tapi perempuan pun harus sadar bahwa perempuan bisa menempatkan diri masing-masing sesuai fashion tidak perlu harus insecure terhadap perempuan lainnya. Jadi bukan hanya berkompetensi, tapi kita bisa mengambilnya sebagai inspirasi.

Sehingga perempuan pun wajib dilindungi haknya meskipun memang pada dasarnya laki-laki dan perempuan berbeda. tapi maksud kesetaraan gender disini adalah bagaimana perempuan bisa tetap eksis untuk bisa berdaya dan memiliki manfaat untuk orang lain, bisa mencerdaskan anak-anak, dan lainnya. Maka jika dalam urusan rumah tangga atau urusan lainnya seperti dalam hal profesi sebetulnya perempuan dan laki-laki menjadi partner untuk sama-sama berkontribusi terkait kemajuan.

Editor: Muhammad Rafi
Penanggung Jawab: Wargika Iwan

Check Also

Pasca Gempa di Kabupaten Bandung, Daop 2 Bandung Pastikan Seluruh Perjalanan Kereta Aman

18/09/2024 BELLASALAMFM.COM (Aris AKA) Bandung – Rabu (18/9) Pasca Gempa Mag:5,0 di Lokasi 7.19 LS-107,67 …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *